Ketika ibu sedang mengalami kehamilan, bunda mengalami banyak perubahan, tak hanya sekujur bagian badan yang terus membesar, tetapi juga jerawat pada muka yang tiba-tiba muncul seperti layaknya remaja yang sedang puber.
Memiliki satu atau tiga jerawat di dagu saat kehamilan menunjukkan bahwa terdapat perubahan hormonal dalam tubuh dan sedikit banyak tentunya sangat mengganggu penampilan ibu hamil. Kadar dan tingkat hormon selama kehamilan cenderung meningkat dan dipercaya hal ini yang menyebabkan timbulnya perubahan pada kulit ibu dan jerawat.
Tenang saja ibu, Anda tidak sendiri dan banyak wanita hamil mengalami hal yang sama. Menurut laporan dalam Archives of Dermatology, tak kurang dari 65 persen ibu yang disurvey mengalami jerawatan selama kehamilan mereka. Dari 65 persen jumlah tersebut, 41 persen diantaranya merasakan adanya perbaikan pada kondisi kulit mereka selama kehamilan dan hanya 29 persen yang merasakan kulit mereka bertambah buruk.
Hal ini menunjukkan bahwa ternyata sepertiga wanita merasakan kekhawatirannya atas timbulnya jerawat saat hamil dan berusaha menghilangkan serta mencegah agar jerawat tidak timbul.
Saat mengandung tubuh ibu mengalami banyak perubahan, tak hanya sekujur bagian badan yang terus membesar, tetapi juga jerawat pada muka yang tiba-tiba muncul seperti layaknya remaja yang sedang puber.
Memiliki satu atau tiga jerawat di dagu saat kehamilan menunjukkan bahwa terdapat perubahan hormonal dalam tubuh dan sedikit banyak tentunya sangat mengganggu penampilan ibu hamil. Kadar dan tingkat hormon selama kehamilan cenderung meningkat dan dipercaya hal ini yang menyebabkan timbulnya perubahan pada kulit ibu dan jerawat.
Tenang saja ibu, Anda tidak sendiri dan banyak wanita hamil mengalami hal yang sama. Menurut laporan dalam Archives of Dermatology, tak kurang dari 65 persen ibu yang disurvey mengalami jerawatan selama kehamilan mereka. Dari 65 persen jumlah tersebut, 41 persen diantaranya merasakan adanya perbaikan pada kondisi kulit mereka selama kehamilan
Menurut Journal of Investigative Dermatology, sebaceous glands atau kelenjar minyak di
bawah kulit akan lebih aktif dan memproduksi sebum (minyak) dan meningkatkan produksi hormon pria atau meningkatkan sensitifitas sensor androgen pada sebocytes (sel yang memproduksi minyak pada akar rambut). Meskipun wanita pada dasarnya juga telah memproduksi hormon androgen (hormon pria) dalam rahim, ketidakseimbangan hormon selama hamil dapat dikurangi dengan produksi hormon pria yang lebih banyak, untuk meningkatkan sensitifitas sensor pada kedua produsen hormon.
Sayangnya produksi minyak yang berlebihan ini tidak hanya menyebabkan jerawat saja. Dr. Lawrence Mark, asisten profesor dermatologi pada Indiana University School of Medicine mengatakan, “Belum diketahui sebabnya mengapa kulit di sekitar folikel rambut tidak terkelupas dan menimbulkan sumbatan pada pori-pori folikel serta menimbulkan komedo.
Umumnya wanita memang sering merasa tidak nyaman dengan jerawat. Tak masalah seandainya wanita tersebut tidak sedang mengandung. Tetapi jika sedang hamil, ada baiknya ibu mengkonsultasikan obat yang akan dipakai agar aman dan tidak merugikan bagi janin, karena beberapa jenis obat jerawat ditengarai berakibat buruk pada janin.
Menurut American Pregnancy Association, sebanyak 35 persen bayi yang lahir dan saat dalam kandungan terpapar obat-obat accutan (obat anti jerawat akut) selama trimester pertama kehamilan memiliki cacat lahir dan terdapat peningkatan risiko keguguran dan kematian janin. Cacat lahir ini termasuk antara lain kerusakan sistem saraf pusat, kelainan jantung dan kelainan genetik lain seperti craniofacial defect.
Obat lain yang populer digunakan seperti tetrasiklin ditengarai erat hubungannya dengan terhambatnya pertumbuhan tulang dan gigi janin dalam kandungan. Dan untuk amannya sebaiknya konsultasikan dengan dokter tentang pengobatan yang paling tepat saat hamil. “Jika timbul jerawat selama kehamilan, seharusnya obat-obatan tidak digunakan sembarangan dan cenderung untuk diminimalkan untuk menghindari pengaruh buruk bagi janin, karena sesungguhnya jerawat akan hilang dengan sendirinya setelah kehamilan selesai”, ungkap Dr. Mark lebih lanjut.
Untuk mencegah timbulnya jerawat sebenarnya sangat mudah. Bersihkan muka tiap hari dengan sabun muka dan keringkan dengan handuk. Jika harus menggunakan make-up, pilihlah yang tidak menutup pori-pori kulit muka dan pastikan muka kembali dibersihkan dari make-up setiap malam sebelum tidur.
“Bersihkan secara lembut, menghindari penyumbatan pori dan pelembab muka,” ungkap Dr. Mark lebih lanjut.
Hindari menghilangkan jerawat dengan pembersih yang abrasif seperti scrub. Sebab bisa melukai kulit dan memperburuk reaksi peradangan saat jerawatan. Termasuk penggunaan dermabrasi dan mikro dermabrasi. Pakai saja pembersih wajah lembut astringen, benzoil peroksida konsetrasi rendah dan asam salisilat pencuci wajah dapat dipakai.
Memiliki satu atau tiga jerawat di dagu saat kehamilan menunjukkan bahwa terdapat perubahan hormonal dalam tubuh dan sedikit banyak tentunya sangat mengganggu penampilan ibu hamil. Kadar dan tingkat hormon selama kehamilan cenderung meningkat dan dipercaya hal ini yang menyebabkan timbulnya perubahan pada kulit ibu dan jerawat.
Tenang saja ibu, Anda tidak sendiri dan banyak wanita hamil mengalami hal yang sama. Menurut laporan dalam Archives of Dermatology, tak kurang dari 65 persen ibu yang disurvey mengalami jerawatan selama kehamilan mereka. Dari 65 persen jumlah tersebut, 41 persen diantaranya merasakan adanya perbaikan pada kondisi kulit mereka selama kehamilan dan hanya 29 persen yang merasakan kulit mereka bertambah buruk.
Hal ini menunjukkan bahwa ternyata sepertiga wanita merasakan kekhawatirannya atas timbulnya jerawat saat hamil dan berusaha menghilangkan serta mencegah agar jerawat tidak timbul.
Mengapa Jerawat Timbul Selama Kehamilan.
Saat mengandung tubuh ibu mengalami banyak perubahan, tak hanya sekujur bagian badan yang terus membesar, tetapi juga jerawat pada muka yang tiba-tiba muncul seperti layaknya remaja yang sedang puber.
Memiliki satu atau tiga jerawat di dagu saat kehamilan menunjukkan bahwa terdapat perubahan hormonal dalam tubuh dan sedikit banyak tentunya sangat mengganggu penampilan ibu hamil. Kadar dan tingkat hormon selama kehamilan cenderung meningkat dan dipercaya hal ini yang menyebabkan timbulnya perubahan pada kulit ibu dan jerawat.
Tenang saja ibu, Anda tidak sendiri dan banyak wanita hamil mengalami hal yang sama. Menurut laporan dalam Archives of Dermatology, tak kurang dari 65 persen ibu yang disurvey mengalami jerawatan selama kehamilan mereka. Dari 65 persen jumlah tersebut, 41 persen diantaranya merasakan adanya perbaikan pada kondisi kulit mereka selama kehamilan
Menurut Journal of Investigative Dermatology, sebaceous glands atau kelenjar minyak di
bawah kulit akan lebih aktif dan memproduksi sebum (minyak) dan meningkatkan produksi hormon pria atau meningkatkan sensitifitas sensor androgen pada sebocytes (sel yang memproduksi minyak pada akar rambut). Meskipun wanita pada dasarnya juga telah memproduksi hormon androgen (hormon pria) dalam rahim, ketidakseimbangan hormon selama hamil dapat dikurangi dengan produksi hormon pria yang lebih banyak, untuk meningkatkan sensitifitas sensor pada kedua produsen hormon.
Sayangnya produksi minyak yang berlebihan ini tidak hanya menyebabkan jerawat saja. Dr. Lawrence Mark, asisten profesor dermatologi pada Indiana University School of Medicine mengatakan, “Belum diketahui sebabnya mengapa kulit di sekitar folikel rambut tidak terkelupas dan menimbulkan sumbatan pada pori-pori folikel serta menimbulkan komedo.
Umumnya wanita memang sering merasa tidak nyaman dengan jerawat. Tak masalah seandainya wanita tersebut tidak sedang mengandung. Tetapi jika sedang hamil, ada baiknya ibu mengkonsultasikan obat yang akan dipakai agar aman dan tidak merugikan bagi janin, karena beberapa jenis obat jerawat ditengarai berakibat buruk pada janin.
Menurut American Pregnancy Association, sebanyak 35 persen bayi yang lahir dan saat dalam kandungan terpapar obat-obat accutan (obat anti jerawat akut) selama trimester pertama kehamilan memiliki cacat lahir dan terdapat peningkatan risiko keguguran dan kematian janin. Cacat lahir ini termasuk antara lain kerusakan sistem saraf pusat, kelainan jantung dan kelainan genetik lain seperti craniofacial defect.
Obat lain yang populer digunakan seperti tetrasiklin ditengarai erat hubungannya dengan terhambatnya pertumbuhan tulang dan gigi janin dalam kandungan. Dan untuk amannya sebaiknya konsultasikan dengan dokter tentang pengobatan yang paling tepat saat hamil. “Jika timbul jerawat selama kehamilan, seharusnya obat-obatan tidak digunakan sembarangan dan cenderung untuk diminimalkan untuk menghindari pengaruh buruk bagi janin, karena sesungguhnya jerawat akan hilang dengan sendirinya setelah kehamilan selesai”, ungkap Dr. Mark lebih lanjut.
Mengatasi Jerawat Pada Masa Kehamilan
Untuk mencegah timbulnya jerawat sebenarnya sangat mudah. Bersihkan muka tiap hari dengan sabun muka dan keringkan dengan handuk. Jika harus menggunakan make-up, pilihlah yang tidak menutup pori-pori kulit muka dan pastikan muka kembali dibersihkan dari make-up setiap malam sebelum tidur.
“Bersihkan secara lembut, menghindari penyumbatan pori dan pelembab muka,” ungkap Dr. Mark lebih lanjut.
Hindari menghilangkan jerawat dengan pembersih yang abrasif seperti scrub. Sebab bisa melukai kulit dan memperburuk reaksi peradangan saat jerawatan. Termasuk penggunaan dermabrasi dan mikro dermabrasi. Pakai saja pembersih wajah lembut astringen, benzoil peroksida konsetrasi rendah dan asam salisilat pencuci wajah dapat dipakai.
No comments
Post a Comment
Terima kasih telah memberikan komentar pada blog ini.
Semoga segera sembuh Jerawatnya..